Penjual Durian Pernah Rugi Ratusan Juta
"Kerugian saya saat itu mencapai Rp 100 juta, karena durian tidak laku dan tidak bisa balik modal”
Virus Covid-19 masuk ke Indonesia pada awal Maret 2020. Hampir semua wilayah di Indonesia dibatasi atau lock down. Masyarakat mengikuti himbauan pemerintah untuk tetap di rumah. Semua kegiatan di luar rumah dihentikan, termasuk perkantoran dan sekolah. Tidak sedikit pula yang kehilangan mata pencaharian karena adanya pengurangan karyawan di beberapa perusahaan.
Akibat dari pandemi covid-19 hampir semua sektor terpukul. Hal ini juga dirasakan oleh pedagang kaki lima yang merasakan imbas adanya pandemi virus covid-19. Arip pedagang durian di kawasan Poris Indah, mengungkapkan hal tersebut. "Saat Pandemi virus Covid-19 masuk ke Indonesia, dagangan saya jadi sepi," ujarnya.
Kata Arip, penyebab dagangannya sepi karena adanya himbauan dari pemerintah untuk tetap berada di rumah kecuali dalam kondisi terdesak. Selain itu, pemberlakuan lock down membuat masyarakat takut untuk keluar rumah, sehingga Arip mengaku dagangannya jadi sepi pembeli. "Karena tidak boleh keluar rumah, lalu ada lock down dan PSBB, sehingga masyarakat takut untuk keluar rumah," kata Arip.
Baca juga: Raup Untung dari Jamu Wedang Corona
Arip mengatakan, durian sebenarnya bisa dijangkau masyarakat walau tidak sedang musimnya. Namun, akibat pandemi virus Covid-19, dagangannya menjadi tidak laku dan hanya sedikit sekali pembeli. Sehingga stok durian miliknya membusuk dan tidak layak dijual.
"Durian saya rusak. Karena tidak ada cara lain dan tidak bisa diatasi, satu-satunya cara ya dibuang karena sudah busuk tidak layak dijual dan dimakan," imbuhnya.
Sepinya pembeli kala itu, membuat durian Arip tidak laku terjual, dan mengalami kerugian yang cukup besar. "Kerugian saya saat itu mencapai Rp 100 juta, karena durian tidak laku dan tidak bisa balik modal," katanya.
Kerugian yang Arip alami, tidak memudarkan semangatnya untuk tetap berjualan durian. Karena Arip harus menafkahi keluarga dan berjualan durian merupakan satu-satunya mata pencaharian Arip.
"Mau bagaimana lagi, harus tetap berjualan karena saya menjadi tulang punggung keluarga, dan mata pencaharian saya hanya berjualan durian" katanya.
Baca juga: Panen Raya, Saatnya Mulai Berburu Durian
Saat ini Arip bersyukur karena tingkat penularan virus Covid-19 sudah menurun dan peraturan pemerintah sudah tidak seketat awal adanya pandemi. Kini, durian Arip kembali diserbu pembeli walau tidak 100 persen kembali.
"Alhamdulillah karena virus Covid-19 sudah mulai menurun, dimana-mana sudah tidak ada lock down PSBB, kurang lebih 60 sampai 70 persen pembeli sudah kembali," ujarnya.
Arip berharap agar virus Covid-19 segara sirna dari Indonesia, sehingga pembeli dapat berdatangan kembali. "Saya rasa bukan hanya saya saja, tapi seluruh masyarakat, khususnya pedagang kaki lima pasti berharap agar Covid-19 segera hilang, agar pembeli dapat kembali," harapnya.
Baca juga: Ini Cara Mengetahui Durian yang Bagus