Teh Celup, Temuan Populer Sejak 1901
Jagad Tani - Teh celup yang kini dikenal luas sebagai cara praktis menikmati seduhan teh, ternyata memiliki sejarah panjang. Inovasi sederhana ini ternyata bermula dari kebutuhan efisiensi dan pengurangan limbah, sampai akhirnya berkembang menjadi salah satu metode paling populer dalam penyajian teh di seluruh dunia.
Penemuan teh celup sebenarnya memiliki dua versi, pertama yakni versi Roberta C. Lawson dan Mary Molaren dari Wisconsin, Amerika Serikat, yang pada tahun 1901 menciptakan teh celup dari kain jala sebagai upaya untuk mengurangi limbah teh dan mengajukan paten dengan nama "Pemegang Daun Teh". Sebab dengan cara ini, jumlah daun teh yang digunakan bisa lebih hemat untuk satu gelas seduhan.
Baca juga: Kebun Teh di Sidamanik, Penghasil Teh Hitam Ekspor
Versi keduanya yaitu versi Thomas Sullivan, seorang importir teh asal New York, Amerika Serikat yang pada tahun 1908 mengirimkan sampel tehnya dalam kantong sutra kecil kepada para pelanggan. Niat awalnya adalah menghemat biaya pengiriman, namun pelanggannya justru mencelupkan kantong tersebut saat penyeduhan dan akhirnya malah membuat populer metode penyeduhan teh ini.
Pada perkembangannya, kantong teh mengalami banyak inovasi. Dari awalnya berbahan kain sutra dan kasa, kemudian berkembang ke bahan lain seperti kain muslin, selofan, hingga akhirnya kertas berlubang menjadi pilihan utama karena efisiensi produksi. Pada 1930, William Hermanson menciptakan kantong teh dari kertas bersegel panas, yang kemudian dipatenkan dan dijual ke Perusahaan Teh Salada.
Format kantong teh pun pada akhirnya berevolusi. Dari bentuk bulat, kotak, hingga piramida semua dirancang untuk meningkatkan sirkulasi air dan rasa saat diseduh. Label kecil yang diikatkan ke benang pun ditambahkan agar pengguna dapat dengan mudah mengangkat kantong teh tanpa harus menyentuh air panas.
Teh celup mulai masuk ke pasar Inggris sekitar tahun 1950-an, meskipun adopsinya sempat melambat akibat keterbatasan bahan pasca-Perang Dunia II. Baru pada dekade-dekade berikutnya teh celup benar-benar menjadi bagian dari budaya minum teh di berbagai negara.
Kini, teh celup digunakan oleh sekitar 98 persen penduduk Amerika Serikat dan 96 persen masyarakat Inggris, menurut data dari SpruceEats. Popularitasnya juga merambah negara-negara seperti Jepang, India, hingga Indonesia, berkat kemudahan dan kepraktisannya dalam penyajian.
Baca juga: Kayu Aro, Kebun Teh Hitam Legendaris Kerinci
Di Indonesia, Teh Celup Sari Wangi merupakan pelopor teh celup. Meski telah berdiri sejak tahun 1962 oleh Johan Alexander Supit dengan nama CV Sariwangi, pada tahun 1972 teh ini diperkenalkan dengan nama Teh Celup. Namun pada tahun 1973, resmi diperkenalkan pada publik sebagai teh celup 'Sariwangi'.
Seiring berjalannya waktu, teh celup kini bukan hanya menjadi solusi praktis, tetapi juga menjadi simbol inovasi dari sebuah kebutuhan sehari-hari. Dari sebuah eksperimen sederhana, kini teh celup telah menjelma menjadi bagian penting dalam rutinitas minum teh masyarakat Indonesia dan dunia.

