• 5 December 2025

Teh Sarang Semut, Sebuah Seduhan Dari Papua

uploads/news/2025/10/teh-sarang-semut-sebuah-4472213b9dc386f.jpg

Jagad Tani - Termasuk ke dalam jenis tanaman dari famili Rubiaceae yang bersifat epifit, Sarang Semut (Myrmecodia pendans) merupakan tanaman yang menempel pada tumbuhan lain tetapi tidak hidup secara parasit pada inangnya. Penamaannya pun dikarenakan batang pada tanaman mengembung dan jika dibelah, akan berongga, rongga-rongga ini dijadikan rumah oleh kawanan semut sehingga lazim disebut sarang semut.

Bahkan bagi masyarakat Papua, tanaman ini telah dikenal luas sebagai seduhan minuman herbal istimewa, yang memiliki banyak sekali manfaat, dan biasanya banyak ditemukan di kawasan hutan bakau, pinggiran pantai, hutan belantara hingga kawasan pegunungan dengan ketinggian 2400 meter di atas permukaan laut (Mdpl).

Baca juga: Teh Celup, Temuan Populer Sejak 1901

Persebaran tanaman ini meliputi kawasan tropis di Asia Tenggara, melansir dari Socrifindo Conservation, tanaman sarang semut merupakan salah satu tanaman obat asli asal Kabupaten Merauke, Papua, dan banyak terdapat di wilayah  Bupul, Kondo, Wasur sampai di daerah Sota (daerah perbatasan PNG) selain itu juga ditemukan di Jayawijaya, Tolikara, Paniai, dan Puncak Jaya.

Genus Myrmecodia sendiri ditemukan di Indonesia ada sebanyak 26 jenis, sekitar 80 persen berada di daerah rawa serta hutan belantara dan 15 jenisnya diketahui tersebar di Papua. Selain di Papua, persebarannya juga ada di berbagai wilayah khatulistiwa, diantaranya seperti Indonesia (Kalimantan, Sumatra), Papua Nugini, Filipina, Kamboja, Cape York, hingga Kepulauan Solomon.  

Di Papua Barat, tepatnya di Kampung Sasnek dan Wendi, Distrik Sawiat yang berada pada areal KPHP Sorong Selatan Unit V dan Koperasi Wanalestari secara sederhana membuat seduhan sarang semut ke dalam bentuk lempengan/simplisia dari hasil irisan sarang semut yang telah dikeringkan dan produksi tehnya dikenal dengan nama teh Sarmut SW (Sasnek-Wendi).

Adapun pembuatan teh sarang semut dibagi menjadi 3 tahap yaitu penyiapan (diawali dengan pemilihan sarang semut yang telah tua/matang), pengeringan (Proses pengeringan dilakukan dengan cara dikering-anginkan dalam ruangan ber-AC pada suhu 25C sekitar 3 hari, atau dijemur di bawah sinar matahari selama 5-6 hari), pembuatan serbuk/bubuk (sarang semut yang telah kering kemudian diblender sampai halus dan dilakukan pengayakan).

Memiliki kandungan berupa Flavonoid, tanin, tokoferol, alfa-tokoferol, fenolik, dan berbagai mineral (natrium, kalsium, seng, besi, fosfor, magnesium), hingga polisakarida, tanaman ini dapat digunakan untuk mengobati berbagai jenis penyakit seperti radang, nyeri otot, kanker dan tumor, diabetes, gondok, mimisan, tukak lambung, wasir, TBC, rematik, gangguan asam urat, hingga stroke.

Baca juga: Kayu Aro, Kebun Teh Hitam Legendaris Kerinci

Untuk membedakan antara sarang semut yang asli dan palsu, secara sederhana bisa dilakukan dengan menggunakan air panas dan melihat tekstur dari sarang semut, sarang semut yang asli, jika diseduh dengan air panas maka airnya akan terlihat bening, sebaliknya jika airnya berubah menjadi kuning maka dapat dipastikan itu palsu. 

Meski secara luas belum terlalu dikenal oleh masyarakat Indonesia, namun bagi sebagian besar masyarakat di pedalaman Papua, teh sarang semut merupakan jenis teh herbal yang kaya akan manfaat, baik dari segi ekonomi maupun untuk kesehatan.

Related News