• 29 April 2024

Pengembangan Singkong sebagai Bahan Pangan Pokok Strategis

uploads/news/2023/12/pengembangan-singkong-sebagai-bahan-45512cd227b2310.jpg

Dapat dijadikan beragam olahan makanan, singkong memiliki banyak kandungan sumber mineral yang terdiri dari kalsium, fosfor, serat, zat besi, dan kalium. Singkong juga mengandung magnesium, selenium, vitamin A, vitamin B, dan beragam jenis antioksidan, seperti polifenol dan flavonoid.

Dalam 100 gram singkong, terdapat karbohidrat 30 - 40 persen sehingga banyak yang menjadikan singkong sebagai makanan pokok, pengganti nasi. Tentunya dapat dijadikan pendukung gerakan penganekaragaman konsumsi pangan dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Rinna Syawal, yang hadir sebagai narasumber dalam webinar yang bertajuk Urgensi Pengembangan Singkong sebagai Komoditas Strategis Nasional untuk Bahan Pangan, Pakan, dan Bioindustri" yang diselenggarakan secara daring oleh Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) dan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) pada Kamis, (30/11).

Pada kesempatan tersebut, Rinna mengungkapkan terkait potensi singkong untuk mendukung penganekaragaman konsumsi pangan. Rinna menjelaskan bahwa pola konsumsi pangan penduduk di Indonesia tahun 2023 untuk singkong masih rendah, yakni 9,7 kg/kap/tahun.

"Singkong sebagai salah satu komoditas umbi-umbian yang memiliki potensi untuk mendukung penganekaragaman pangan, terlebih masyarakat Indonesia di berbagai wilayah telah menjadikan singkong sebagai makanan pokoknya. Adapun beberapa makanan pokok yang berbahan dasar singkong seperti Kasuami dan Kabuto dari Sulawesi Tenggara, Enbal dari Maluku, Jepa dari Sulawesi Barat,dan Kalimantan Selatan, serta Beras Aruk dari Bangka," papar Rinna.

Rinna pun menambahkan, NFA telah melakukan beberapa upaya dalam mendorong potensi singkong dalam penganekaragaman konsumsi pangan lokal. "Badan Pangan Nasional hadir dalam melihat potensi singkong diantaranya dengan penyusunan Rancangan Peraturan Presiden tentang Penganekaragaman Pangan Berbasis Potensi Sumber Daya Lokal, promosi konsumsi pangan B2SA (Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman) dari pangan lokal, advokasi pemerintah daerah dalam pemanfaatan pangan lokal, bersinergi dengan asosiasi profesi serta pelaku usaha pangan lokal, dan pendampingan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) pangan lokal," tambahnya.

Related News