Pensiun Dini Demi Cuan Ternak Ayam Petelur
"Kalau tidak cuan, pasti sudah gulung tikar. Dari hasil telur ayam bisa untung ratusan ribu setiap harinya, total pendapatan tnggal dihitung setiap bulannya saja."
Jagadtani - Berawal dari meneruskan usaha milik orang tua, Fikri Alamsyah memutuskan mengambil tawaran pensiun dini dari perusahaan roda dua. Hasilnya mulai terlihat sejak memulai usaha berternak ayam petelur pada tahun 2020. Saat itu, Pandemi COVID-19 membuat banyak pembatasan pada berbagai bidang.
"Saat pandemi covid, saya datang ke peternakan ini dan mulai tertarik hingga suka dengan berternak ayam petelur. Kebetulan ada program pensiun dini dari kantor sehingga saya memutuskan resign dan memulai usaha beternak ayam petelur. Diawali dengan ayam DOC yang berusia di bawah 14 hari."
Untuk kandang ayam petelur milik Fikri Alamsyah dengan daya tampung 4.500 ekor berada di daerah Depok, Jawa Barat.
Saat ini, masih mengandalkan dengan ayam petelur sebanyak 4.500 ekor, Fikri yang mengaku sangat menyenangi berternak, pada awalnya harus mengalami kerugian. "Awalnya pasti berdarah - darah, namun harus dijalani karena namanya usaha. Jika tidak dimulai maka tidak akan tahu bagaimana cara mengatasi berbagai masalah ketika memulai usaha sendiri. Jika gagal, harus gigih dalam mencoba lagi."
Telur ayam memang sangat dibutuhkan masyarakat sehingga usaha ayam petelur dari hulu ke hilir, cukup menjanjikan. Namun ada faktor penentu dari tingkat keberhasilan berternak ayam petelur, yakni ayam DOC, vaksin, vitamin, kondisi kandang, pemberian pakan hingga meminimalisir dari berbagai gangguan. Ayam petelur yang terganggu mudah stres sehingga 'mandek' berproduksi.
Fikri Alamsyah sengaja memilih dengan memulai menggunakan ayam DOC yang usianya dibawah 14 hari. Tujuannya agar pemberian vaksin hingga vitamin telah sesuai atau tidak ada yang terlewatkan. Hal ini bagi sebagian petelur dianggap kurang memguntungkan karena biayanya lebih tinggi.
Namun secara perhitungan, harga ayam DOC memang bervariasi mulai dari Rp6000 hingga Rp8500. Untuk biaya vaksin, vitamin dan pakan hingga usia produksi (sekitar enam bulan) membutuhkan Rp55 ribu per ekornya. Sedangkan harga ayam siapan hanya berkisar mulai Rp50ribu. Memang lebih murah tapi tidak dapat dipastikan semua vaksin hingga vitamin yang dibutuhkan ayam petelur.
Saat ini, peternakan ayam petelur milik Fikri Alamsyah dapat menghasilkan telur sebanyak 14 peti setiap harinya. Angka cukup besar untuk keuntungan yang diperoleh setiap harinya. "Kalau tidak cuan, pasti sudah gulung tikar. Dari hasil telur ayam bisa untung ratusan ribu setiap harinya, total pendapatan tnggal dihitung setiap bulannya saja."
Untuk kedepannya, Fikri berusaha mengembangkan usaha bertenak ayam petelur miliknya. "Saya ingin mengadopsi sistem yang lebih modern, mulai dari pemberian pakan, minum hingga saat memanen telur. Menerapkan sistem berternak modern sangat penting, makin ke sini gangguan sangat banyak. Sedangkan genetik ayam tidak diubah untuk menghadapi berbagai gangguan."
Dan pastinya, seperti harapan seluruh peternak adalah campur tangan pemerintah melalui Kementerian Pertanian akan ketersedian pakan hingga harga yang tidak naik secara drastis. Harga pakan yang melambung tinggi tentu akan mendongkrak harga telur ayam sehingga masyarakat menjerit.