Budidaya Tanaman Anggur, dari Hobi jadi Ladang Rezeki
Jagadtani - Setiap individu pasti memiliki kegemaran atau hobi terhadap sesuatu hal. Namun, dari hobi tersebut mungkin hanya sebagian yang mampu memanfaatkannya sebagai ladang rezeki.
Salah satu yang berhasil menangkap peluang dari hobi adalah Mursid Tri Widodo, warga Desa Kwaon, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Pria 53 tahun ini sukses mendulang pundi-pundi rupiah dari hobi berkebun anggur. Usaha budidaya tanaman anggur tersebut ditekuni Mursid sejak tahun 2021 atau saat pandemi Covid-19.
Mursid menjelaskan, kebun anggur yang diberi nama Kebun Anggur Mbah Haris tersebut berada di Dusun Macanan, Desa Jemawan, Kecamatan Jatinom, Klaten.
"Awalnya menanam jenis anggur Probolinggo di lahan satu petak seluas sekitar 2000 meter persegi. Anggur lokal itu untuk minuman wine jadi asam. Lalu lihat-lihat di YouTube ada anggur impor, cari bibitnya dan belajar nyambung (grafting) jenis lokal dan impor, ternyata berhasil," kata Mursid, Senin (25/9/2023).
Mursid mengatakan, yang menguntungkan dari menanam anggur tersebut adalah bibitnya. Setiap bulannya ia mampu menjual rata-rata 100 batang, dengan harga Rp 100.000 per batang.
Menyadari potensi tersebut, Mursid kemudian mempelajari lebih dalam. Ia pun ikut pelatihan melalui online bersama komunitas dan pengajar IPB Bogor. Tahap awal, ia menanam 150 bibit.
"Caranya yang lokal kita tanam dulu dan setelah tumbuh 3-4 meter kita sambung batang anggur impor," ujar Mursid.
Saat ini, Mursid memiliki koleksi 15 jenis anggur yang dibibitkan dan dibuahkan sendiri. Mulai dari jenis anggur ninel sampai moon drop. Tanaman anggur berdampingan dengan tanaman jeruk di lahan seluas sekitar 1.000 meter persegi.
"Bulan November-Desember 2022 kemarin kita panen perdana untuk buah. Uang hasil panen sekitar Rp 11 juta sampai Rp 12 juta, itu saja banyak kita bagikan ke tetangga sekitar," kata Mursid.
Mursid mengatakan, kebun anggur miliknya banyak diserbu wisatawan baik dari Klaten maupun luar daerah seperti Semarang hingga Surabaya.
"Di sini wisatawan bisa petik sendiri buahnya langsung dari pohon. Untuk harga saya patok Rp 8.000," imbuhnya.