• 28 April 2024

Potensi Hilirisasi Rumput Laut Sebagai Komoditas Unggulan

Hilirisasi rumput laut memiliki potensi yang sangat besar sebagai komoditas unggulan Indonesia. Rumput laut memiliki manfaat besar bagi ekonomi, kesejahteraan masyarakat, terutama di pesisir, dan lingkungan.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut B. Pandjaitan yang mengatakan bahwa potensi hilirisasi dari rumput laut sangat besar.

“Dari rumput laut kita dapat memproduksi biostimulant atau pupuk organik yang dapat membantu masalah subsidi pupuk dan ketahanan pangan. Biodegradable plastic yang dapat mengatasi masalah sampah plastic Indonesia. Bahan pangan, seperti pengganti gandum pada mie, yang dapat mengurangi impor gandum. Biofuel yang dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, dan masih banyak lagi,” jelas Menko Luhut pada sambutannya dalam acara “Showcase Piloting Budidaya Rumput Laut Skala Besar” pada Kamis (29/2) di Teluk Ekas, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut B. Pandjaitan"Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut B. Pandjaitan"

Indonesia sendiri juga memiliki keunggulan alami sebagai produsen rumput laut karena berada di daerah khatulistiwa dimana matahari bersinar sepanjang tahun, sehingga budidaya rumput laut dapat dilakukan sepanjang tahun. Selain itu, laut Indonesia juga relatif tenang dan tidak ada topan atau tornado yang dapat merusak budidaya rumput laut.

Lebih dari 70% luas Indonesia adalah laut dengan 12 juta ha dialokasikan untuk budidaya. Namun dengan segala keunggulan yang dimiliki, produksi rumput laut Indonesia masih belum optimal. Menko Luhut menjelaskan saat ini budidaya rumput laut baru mencapai 102 ribu ha atau 0,8%-nya saja. Lebih dari 60% ekspor rumput laut masih dalam bentuk mentah atau rumput laut kering, dengan hilirisasi yang terbatas.

“Untuk bisa melakukan hilirisasi, salah satu kunci yang harus dilakukan adalah perbaikan di sisi hulu. Sama halnya dengan pertanian di darat, produktivitas dan efisiensi budidaya rumput laut harus terus ditingkatkan. Kita harus bisa meningkatkan produktivitas dengan cara meningkatkan skala budidaya, menggunakan mekanisasi dan teknologi untuk meningkatkan efisiensi, dan mencari benih yang unggul, dengan produktivitas tinggi, tahan penyakit, dan tahan dampak perubahan iklim,” tambah Menko Luhut.

Pemerintah akan mengakselerasi pengembangan industri laut secara komprehensif dan terukur. Dalam pilot project ini, kami bekerja sama dengan BRIN, KKP, Sea6, Prospera, MTCRC, Konservasi Indonesia, Universitas Mataram untuk mengevaluasi dampak proyek ini terhadap kondisi social ekonomi masyarakat, kualitas air, ekosistem lingkungan dan potensi penyerapan karbon.

“Dengan begitu kami akan memperoleh data yang akurat untuk penyempuranaan kebijakan ke depan. Berbagai program akan dilaksanakan untuk mendukung akselerasi yang terintegrasi baik di hulu maupun sisi hilir,” ungkap Menko Luhut.

Percepatan industri rumput laut melibatkan kementerian dan lembaga lainnya, diantaranya Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian BUMN, Kementerian Investasi, Badan Riset dan Inovasi Nasional, pemerintah daerah, universitas maupun mitra pembangunan. Beberapa program yang akan dilaksanakan di antaranya penyediaan bibit berkualitas, pemetaan potensi lahan dengan menggunakan satelit, penyederhanaan perizinan berusaha, riset jenis rumput laut unggul dan kualitas lingkungan, penyiapan aspek sosial ekonomi, peningkatan mutu pengolahan hasil dan market generation.

“Ke depan, Saya meminta kepada semua pihak untuk memperkuat sinergi dan kolaborasi demi kebangkitan industri rumput laut nasional. Saya tegaskan dan sampaikan pada acara showcase ini, untuk kita bersama-sama terus mengawal program akselerasi hilirisasi rumput laut nasional demi mendorong peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan lapangan pekerjaan serta menambah pendapatan negara untuk melanjutkan pembangunan diberbagai sektor,” pungkas Menko Luhut.

Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mendukung penuh showcase piloting rumput laut skala besar di Teluk Ekas. Dia berharap, kegiatan ini dapat menambah pengetahuan dan kemampuan pembudidaya dalam mengembangkan rumput laut secara modern. Selain itu, piloting ini dapat menyerap hasil panen pembudidaya secara maksimal sehingga berimbas pada stabilitas harga dan peningkatan kesejahteraan.

KKP sendiri, lanjutnya, telah membangun modeling rumput laut seluas 50 hektare di Wakatobi, Sulawesi Tenggara sebagai strategi meningkatkan produksi rumput laut nasional yang ramah lingkungan, serta sebagai upaya mendorong hilirisasi rumput laut di Indonesia. Kolaborasi lintas sektor diakuinya memang diperlukan untuk mewujudkan hilirisasi rumput laut yang menjadi arahan Presiden Joko Widodo.

Related News