• 4 December 2024

Translokasi Satwa Liar Endemik Papua dari BBKSDA Sulawesi Selatan

uploads/news/2024/11/translokasi-satwa-liar-endemik-86633bebde59e0c.jpg

Jagadtani - Dalam usaha menjaga perdagangan hewan liar tanpa izin, sistem keamanan peredaran satwa liar yang dilakukan Satgas Pengamanan Pelni Lantamal VI di Pelabuhan Soekarno Hatta - kota Makasar berhasil mengamankan puluhan satwa dari daerah Papua pada 12 Oktober 2024. 

Selanjutnya satwa liar berjumlah 75 individu hasil pengamanan langsung menjalani rehabilitasi di kandang transit. Berdasarkan keterangan dari pihak BBKSDA Makassar, semua satwa dinyatakan sehat dan siap melakukan penerbangan dari Makassar ke Jayapura dalam waktu sekitar 3 jam di udara.     

Seluruh satwa - satwa tersebut diterima oleh Balai Besar KSDA Papua menerima 75 individu satwa liar translokasi dari Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan. 75 individu satwa tersebut terdiri atas 41 ular sanca hijau (Morelia viridis), 1 ular sanca bibir putih (Bothrochilus albertisii), 20 ular boa pohon papua (Candois carinata), kadal lidah biru (Tiliqua sp.), 4 biawak ekor biru (Varanus doreanus), dan 1 biawak hijau (Varanus prasinus).

Seluruh satwa liar tersebut telah tiba pada Senin, (04/11) di Jayapura, Papua yang kemudian mendapatkan perawatan di kandang transit BBKSDA Papua. Hal ini dipastikan oleh Kepala Kandang Transit Satwa BBKSDA Papua, La Ode Irianto Subu, menyatakan bahwa setibanya di Jayapura, semua satwa mendapatkan perawatan di kandang transit BBKSDA Papua.

“Kami akan terus pantau satwa-satwa tersebut selama menjalani masa habituasi, sampai semuanya siap dilepasliarkan ke habitat alaminya,” kata La Ode.

Sementara itu, Kepala BBKSDA Papua, A. G. Martana, menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang terlinat dalam translokasi satwa ini. 

“Tentunya berkat kerja sama semua pihak sehingga translokasi satwa ini dapat terlaksana. Sebenarnya translokasi satwa termasuk peristiwa yang kita sayangkan karena masih terjadi pelanggaran terhadap satwa liar. Namun, kita juga patut bersyukur karena pada akhirnya semua satwa tersebut dapat dikembalikan ke tempat asalnya, yaitu tanah Papua,” ungkap Martana.

Lebih lanjut Martana mengimbau semua pihak agar bersama-sama meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga satwa liar Papua karena setiap jenis satwa tersebut memiliki fungsi di alam, yang tidak dapat tergantikan.

Related News