• 13 December 2024

BSF, Si Lalat Ramah Lingkungan

uploads/news/2020/02/bsf-si-lalat-ramah-57631d1e6b099c3.JPG

Jadi kemudian kita riset lebih lanjut dan menemukan artikel tentang si spesies larva black soldier ini, bahwa dia dapat mengolah berbagai macam limbah organik. Terus kemudian dengan hasilnya itu dia bisa menjadi sumber protein yang tinggi untuk pakan ternak.

BOGOR - Lalat seringkali dianggap sebagai serangga yang kotor dan merugikan bagi masyarakat. Namun, tak semua jenis lalat demikian, ada juga lalat yang ternyata dapat memberikan untung bagi lingkungan seperti halnya masalah sampah organik di Indonesia yang kian hari terus menggunung. Ya, lalat tersebut sering disebut lalat tentara hitam atau black soldier fly (BSF) yang bernama latin Hermetia illucens.

Dengan memanfaatkan spesies yang ramah lingkungan ini, Arunee yang merupakan Co-Founder sekaligus Chief Marketing Officer (CMO) PT Magalarva Sayana Indonesia (Magalarva), menjadikan lalat tentara hitam sebagai peluang bisnis yang ramah lingkungan. Magalarva sendiri merupakan perusahaan rintisan atau start-up yang bergerak di bidang pengolahan limbah organik menggunakan larva lalat tentara hitam.

“Awalnya Magalarva itu berdiri di 2017. Jadi waktu itu kami sempat berkunjung ke Bantargebang dan kami melihat langsung betapa masifnya masalah sampah. Kemudian kami baca-baca lebih lanjut serta riset dan ternyata sekitar 60% sampai 70% sampah di Indonesia itu merupakan sampah organik. Sedangkan yang kita tahu lebih banyak orang yang menghasilkan solusi untuk sampah non-organik seperti plastik dan lain-lain. Jadi kita berpikir, kira-kira apa yang bisa dilakukan ya untuk sampah organik yang sebenarnya lebih banyak ini,” ucap Arunee saat ditemui di kantornya yang ada di Jalan Hambulu, Desa Pabuaran, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat kepada tim JagadTani.id belum lama ini.

Baca juga: Metamorfosis Lalat di Pinggiran Bogor

Arunee bersama tim Magalarva kemudian menemukan spesies lalat tentara hitam dan melakukan riset yang mendalam.

“Jadi kemudian kita riset lebih lanjut dan menemukan artikel tentang si spesies larva black soldier ini, bahwa dia dapat mengolah berbagai macam limbah organik. Terus kemudian dengan hasilnya itu dia bisa menjadi sumber protein yang tinggi untuk pakan ternak,” jelas Arunee.

Wanita berumur 28 tahun ini menambahkan, alasan Magalarva memilih lalat tentara hitam ini selain karena sifatnya ramah lingkungan. Menurutnya, jenis lalat ini berbeda dengan jenis lalat pada umumnya.

“Jadi kenapa kita pilih larva black soldier fly, karena larva black soldier fly ini beda dengan lalat yang lain yaitu dia enggak punya mulut. Jadi dia enggak menyebarkan faktor penyakit. Dia hanya makan di fase larva, setelah itu dia menyimpan cadangan makanan di dalam tubuhnya saja,” kata wanita asal Kecamatan Cinere, Kota Depok ini.

“Kalau dari sejarahnya juga, larva ini berasal dari benua Amerika. Tapi sebenarnya di Indonesia pun sudah ada lumayan lama. Biasanya, bisa ditemukan itu di kandang ayam. Contohnya itu ada di kotoran ayam, biasanya ada lalat ini. Jadi sebenarnya, untuk kita pancing di alam pun bisa caranya. Tapi selain itu juga sudah banyak sih peternak-peternak di seluruh Indonesia yang mulai budidaya BSF. Kadang-kadang ada yang jual bibitnya, telurnya,” tambahnya.

Baca juga: Raup Untung dari Tikus Putih

Wanita lulusan Arsitektur dari Universitas Indonesia (UI) ini pun berharap, ke depannya tak hanya Magalarva yang dapat mengembangkan lalat tentara hitam sebagai pakan ternak yang tinggi protein dan juga ramah lingkungan ini. Namun, juga ada perusahaan lain yang juga dapat mengembangkan larva lalat tentara hitam.

“Harapan kami juga dengan orang-orang tahu adanya Magalarva, tahu jenis BSF ini, banyak juga yang bergerak di bidang ini, karena menurut kami itu bukan menjadi saingan, tapi justru menjadi kolaborator. Kita sangat terbuka untuk kolaborasi misalnya dengan pemerintah mau membantu pemilahan sampah kota, jadi nanti kita bisa terima sampah organik-nya, sangat terbuka soal itu. Kami juga tentunya akan selalu terus melakukan riset, pasti kan selalu ada hubungannya juga ke peternak karena kan kami tujuannya mau membantu peternak supaya cost makannya itu bisa lebih rendah,” tutupnya.

Related News